Selasa, 28 April 2009

E_commerce

PENGERTIAN E-COMMERCE

“E-Commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa (trade of goods and services) dengan menggunakan media elektronik.

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN E-COMMERCE

1 Efisien waktu,biaya,dan tenaga,
2 Mempercepat transaksi,
3 Jangkauannya luas,
4 Bisa mendapatkan banyak konsumen dengan cepat dan mudah,
5 Dsb.

STANDARISASI UKURAN

Ukuran yang bisa digunakan adalah

1. Scripts atau aplikasi E-Commerce itu sendiri
Suatu site merupakan rangkaian kode-kode tertentu yang nantinya akan diterjemahkan oleh browser untuk ditampilkan. Kode-kode ini dinamakan sebagai Scripts. Scripts banyak macamnya, tergantung bahasa pemograman yang digunakan. Contohnya HTML, PHP, ASP, CGI, Perl, Java, dan lain-lain.

2. Server situs E-Commerce.
Keberadaan sebuah situs atau web tidak akan lepas dari server. Dalam satu server, bisa terdapat lebih dari satu situs. Server ini “disewakan” oleh sebuah perusahaan “Hosting”.

E_Learnig


E_learning atau disebut juga belajar melalui media elekronik ( TV, Radio, Kaset, CD/ DVD ). Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan makin cepatnya akses internet maka e_learning saat ini dapat diartikan juga pembelajaran melalui internet, walaupun pembelajaran yang melalui CD masih banyak kita temui di toko-toko buku, dan di stasiun TVRI masih ada juga acara tentang Bahasa Inggris dan Mathematika, khusus adik-adik kita ada juga stasiun spacetoon yang menjelaskan tentang bentuk “segitiga” dll. Untuk pembahasan selanjutnya kita persempit keada pembelajaran melalui internet atau disingkat menjadi I_learning ( Pembelajaran melalui Internet ).

Keuntungan I_Learning

-hemat waktu, karena tidak lagi perlu ke suatu tempat untuk belajar mengenai sesuatu

-hemat uang, karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit

-dapat dilakukan kapan saja

-dan dimana saja….

Apa Saja Pendukung I_Learning ?

1. Aplikasi Web

Web ( World Wide Web ) merupakan salah satu tekonologi internet yang terus berkembang dan yang paling umum dipakai dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan jarak jauh (I-Learning).
Secara umum aplikasi di internet terbagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Synchronous System
    Aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya: chatting
    , Video Conference ( walaupun ada jedah beberapa detik ), dsb.
  • Asynchronous System
    Aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pemakai bisa mengakses ke sistem dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan dengan waktunya masing-masing, contohnya: BBS
    ( terkenal pada awal tahun 90 an), E_mail, dan saat ini yang terkenal adalah Blog.

Dengan fasilitas jaringan yang dimiliki oleh berbagai pendidikan tinggi atau institusi di Indonesia baik intranet maupun internet, sebenarnya sudah sangat mungkin untuk diterapkannya sistem pendukung e-Learning berbasis Web dengan menggunakan sistem synchronous atau asynchronous, namun sebaiknya kedua sistem diaatas digabungkan untuk menghasilkan suatu sistem yang efektif karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Dibeberapa negara yang sudah maju dengan kondisi infrastruktur jaringan kecepatan tinggi akan sangat memungkinkan penerapan teknologi multimedia secara waktu nyata seperti
video conference untuk kepentingan aplikasi I-Learning, tetapi untuk kondisi umum di Indonesia dimana infrastruktur jaringannya masih relatif terbatas akan mengalami hambatan dan menjadi tidak efektif. Walaupun tanpa teknologi multimedia tersebut, sebenarnya dengan kondisi jaringan internet yang ada sekarang di Indonesia sangat memungkinkan, terutama dengan menggunakan sistem asynchronous ataupun dengan menggunakan sistem synchronous seperti chatting yang disesuaikan dengan sistem pendukung pendidikan yang akan dikembangkan, dan dengan semakin menjamurnya warung internet ( warnet ) disetiap kota di Indonesia proses I-Learning dapat dijalankan.

2. Sistem Pendukung Pendididikan

Dengan adanya sistem ini proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam ruangan kelas saja dimana secara terpusat pengajar ( dosen / pengajar ) memberikan pelajaran secara searah, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar. Mereka bisa terus berkomunikasi sesamanya kapan dan dimana saja dengan cara akses ke sistem yang tersedia secara online. Sistem seperti ini tidak saja akan menambah pengetahuan seluruh siswa, akan tetapi juga akan turut membantu meringankan beban pengajar dalam proses belajar-mengajar, karena dalam sistem ini beberapa fungsi pengajar dapat diambil alih oleh suatu program komputer
.
Disamping itu, hasil dari proses dan hasil dari belajar-mengajar bisa disimpan datanya di dalam bentuk
database, yang bisa dimanfaatkan untuk mengulang kembali proses belajar-mengajar yang lalu sebagai rujukan, sehingga bisa dihasilkan sajian materi pelajaran yang lebih baik lagi.

3. Collaboration

Collaboration didefinisikan sebagai kerjasama antar peserta dalam rangka mencapai tujuan bersama . Collaboration tidak hanya sekedar menempatkan para peserta ke dalam kelompok-kelompok studi, tetapi diatur pula bagaimana mengkoordinasikan mereka supaya bisa bekerjasama dalam studi.
Saat ini penelitian di bidang kolaborasi melalui internet dikenal dengan istilah
CSCL (Computer Supported Collaborative Learning), dimana pada prinsipnya CSCL berusaha untuk mengoptimalkan pengetahuan yang dimiliki oleh para peserta dalam bentuk kerjasama dalam pemecahan masalah. Kenyataannya kolaborasi antar peserta cenderung lebih mudah dibandingkan dengan kolaborasi antara peserta dengan pengajar.
Gambar 1 menunjukkan konsep
e-Learning dengan metoda CSCL, yang terdiri dari pemakai dan tool yang digunakan. Pemakai terdiri dari siswa dan pengajar yang membimbing, dimana siswa itu sendiri terbagi menjadi siswa dan siswa lain yang bertindak sebagai collaborator selama proses belajar. Para peserta saling berkolaborasi dengan tool yang tersedia melalui jaringan intranet atau internet, dimana pengajar mengarahkan jalannya kolaborasi supaya mencapai tujuan yang diiginkan.

Gambar 1

Dalam pelaksanaan sistem I-Learning, kolaborasi antar siswa akan menjadi faktor yang esensial , terutama pada sistem asynchronous dimana para siswa tidak secara langsung bisa mengetahui kondisi siswa lain, sehingga seandainya terjadi masalah dalam memahami makalah yang disediakan, akan terjadi kecenderungan untuk gagal mengikutinya dikarenakan kurangnya komunikasi antar siswa, sehingga timbul kecenderungan terperangkap pada kondisi standstill, sehingga menyebabkan hasil yang tidak diharapkan.
Ada 5 hal essensial yang harus diperhatikan dalam menjalankan kolaborasi lewat internet, yaitu sebagai berikut:

(a) clear, positive interdependece among students
(b)
regular group self-evaluation
(c)
interpersonal behaviors that promote each member’s learning and success
(d)
individual accountability and personal responsibility
(e)
frequent use of appropriate interpersonal and small group social skills

Dalam proses kolaborasi antar siswa, pengajar bisa saja terlibat didalamnya secara tidak langsung, dalam rangka membantu proses kolaborasi dengan cara memberikan arahan berupa message untuk memecahkan masalah. Sehingga diharapkan proses kolaborasi menjadi lebih lancar.

4. Konfigurasi Sistem

Gambar 1 juga dapat menunjukkan struktur global dari sistem pendukung untuk
I-Learning

. Pemakai sistem dalam hal ini siswa dan pengajar dapat mengakses ke sistem dengan menggunakan piranti lunak browser.

Seperti pada gambar 1, Implementasi client/server untuk sistem penunjang pendidikan berbasis kolaborasi di internet, pada dasarnya harus memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

  • Collaboration, untuk melakukan kerjasama antar siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kolaborasi ini bisa diwujudkan dalam bentuk diskusi atau tanya-jawab dengan memanfaatkan fasilitas internet yang umum dipakai misalnya: e-mail, BBS, chatting, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat.
  • Database, untuk menyimpan materi pelajaran dan record-record yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar khususnya proses kolaborasi.
  • Web Server, merupakan bagian mengatur akses ke sistem dan mengatur tampilan yang diperlukan dalam proses pendidikan. Termasuk pula pengaturan keamanan sistem.

5. Penutupan

Sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan khususnya internet, dan pemerataan pemakaian fasilitas internet di Indonesia, maka sudah selayaknya untuk memulai penerapan teknologi ini di bidang pendidikan, yang diharapkan dapat menunjang peningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan tinggi dan institusi yang relatif telah memiliki fasilitas jaringan komputer.
Dalam makalah ini telah dibahas berbagai fasilitas penunjang yang bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi internet dengan biaya yang seminimal mungkin melalui pemanfaatan
Open Source tanpa mengurangi kualitas sistem.
Faktor kolaborasi menjadi penting dalam rangka menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif, karena dalam sistem pendidikan jarak jauh faktor komunikasi antar peserta akan menjadi penentu dalam menentukan perolehan pengetahuan yang dicapai oleh setiap siswa.
Permasalahan kedepan yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:

  • Pengembangan Student Model dari database untuk menformulasikan karakter siswa sehingga sistem mampu mendeteksi kondisi siswa yang bermasalah.
  • Pengaturan pemakaian tool synchronous dan asynchronous dalam pelaksanaan kolaborasi, supaya tidak terjadi duplikasi yang membahas masalah yang sama berulang-ulang.
  • Membuat fasilitas penyusunan makalah di Web yang memudahkan para pengajar tanpa perlu mengetahui perintah-perintah secara mendetail, yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk berkolaborasi.

E_goveRmenT


Saat ini, tuntutan masyarakat adalah pemerintah yang memiliki waktu layanan yang cepat terhadap berbagi kebutuhan publik. Dengan kata lain, masyarakat/ rakyat tidak peduli bagaimana pemerintah mengorganisasikan dirinya, yang dilihat masyarakat adalah proses layanan yang diharapkan dapat diberikan secara lebih baik, cepat, dan ekonomis.

Contoh pelayanan terhadap masyarakat yang masih menjadi kendala adalah pada waktu pengurusan Kartu Tanda Penduduk. (RT/RW, kelurahan bahkan sampai ke tingkat provinsi sekalipun), kurang adanya layanan akan kebutuhan masyarakat, . Hal inilah yang patut dipertimbangkan solusinya. Di sinilah saatnya pemerintah mempertimbangkan berbagai hal dalam meningkatkan layanannya ke masyarakat.

Salah satu solusi dari permasalahan di atas adalah menerapkan sebuah layanan informasi kepada masyarakat yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan sebagian atau bahkan keseluruhan kebutuhan masyarakat akan informasi yang dibutuhkan. Sesuai topik diatas kita akan membahas tentang E_Government, inilah salah satu alternatif yang ada saat ini dan terus berkembang sesuai tingkat kebutuhan.

E_Government

Saat ini teknologi informasi merupakan salah satu option yang dapat diunggulkan dalam menunjang berbagai produktifitas sebuah layanan ( E_Learning, E_Commerce ), yang awalnya konvensional dapat di tingkatkan dengan layanan berbasis komputerisasi, untuk efisiensi serta efektifitas kerja di samping itu juga ekonomis. Hal ini sudah merupakan kesepakatan yang ada serta berkembang saat ini, oleh karena itu banya pihak (pemerintah) di Indonesia yang mulai mengembangkan layanan E_Government untuk dapat memberikan layanan terbaik, setidaknya sebagian dari kebutuhan informasi tidak hanya masyarakat lokal melainkan masyarakat international sekalipun ( walaupun sebagian masih seadanya saja dengan content ( isi ) yang tidak jelas, dan banyak dijadikan proyek terselubung ).

Sebagai contoh, Daerah Istimewa Yogyakarta yang meletakan alamat websitenya di http://www.jogja.go.id . Ini salah satu contoh kecil daerah dengan layanan E_Government-nya, hanya saja masih sekedar informasi saja ( lebih baik bila disatukan juga pelayanannya untuk pengurusan KTP, Pajak dll ). Pada http://www.bapeda.pemda-diy.go.id/pustaka/renstrada%202004-2008.pdf , halaman 46 dan halaman 48 dijelaskan juga untuk mengoptimalkan E_Government yang ada ( bagaimana selanjutnya ? ).

Olehnya pemerintah daerah lainnya pun perlu memikirkan kearah sana melihat kondisi saat ini layanan E_Government yang diterapkan di pemerintah daerah belum optimal. Kalo boleh dibilang baru 25% penerapan E_Government yang telah dijalankan oleh pemerintah daerah yang berada di Indonesia sebagaimana bisa dilihat pada beberapa contoh dibawah ini :

http://www.jakarta.go.id
http://www.jogja.go.id
http://www.semarang.go.id
http://www.denpasarkota.go.id ( Bali )
http://www.surabaya.go.id
http://www.balikpapan.go.id
http://www.pemkomedan.go.id (kenapa tidak www.medan.go.id ? )
http://www.pemkot-malang.go.id
http://www.gorontalo.go.id atau http://www.gorontaloprov.go.id ( dualisme ? )
http://www.kotabekasi.go.id
http://www.nad.go.id ( Aceh )
http://www.slemankab.go.id

Bagaimana Seharusnya?

Dalam menerapkan E_Government yang optimal perlu beberapa riset khusus namun secara umum E_Government yang baik adalah dapat memfasilitasi berbagai kebutuhan masyarakat akan informasi. Disini perlu diterapkan sebuah pusat interaksi daerah yang disebut Citizen Interaction Center (CIC) ( System ini diperkenalkan oleh ORACLE ) yang nantinya akan menampung seluruh informasi dari daerah, sehingga seluruh informasi akan diproses oleh CIC dan akan mempublishnya ke dalam layanan E_Government.

CIC merupakan pusat informasi yang dapat di akses dengan berbagai macam cara antara laintelp, sms, dan internet. Namun kali ini kita hanya membahas tentang cara melalui Internet dalam hal ini mengunakan fasilitas website. Syarat utama berhasil tidaknya layanan ini (CIC)terletak pada mampu tidaknya pemerintah mengintegrasikan data secara lintas sektoral keseluruhan produk-produk E_Government yang akan ditawarkan oleh institusi-institusi terkait. Dengan kata lain, diperlukan sistem backoffice dalam penanganan ini.

Gambar 1. Skema CIC

Dikatakan lintas sektoral karena data atau informasi yang akan diinformasikan bukan hanya bersumber dari pemerintah saja, melainkan dari berbagai sumber, misalnya data Dinas pendidikan, Dinas Kebudayaan, Keuangan Daerah, hingga sampai ke Dinas pertanahan sekalipun bahkan tidak menutup kemungkinan sampai ke berbagai dinas-dinas terkait lainnya.

Apakah hasil yang akan di peroleh dari penerapan E_Government secara maksimal? Banyak hal yang akan diperoleh dengan di optimalkan layanan publik berbasis e_gov ini, misalnya: Efisiensi media layanan ke masyarakat. Ketersediaan sumber informasi yang dapat di akses kapan saja dan dimana saja (selama tersedia koneksi internet, guna akses ke e_government).

Sebagai bukti keseriusan pemerintah serta pihak terkait dalam melayani masyarakat dengan secara total. Sebagai bentuk tranparansi informasi.dan lain sebagainya. Banyak hal yang dapat di peroleh dari penerapan teknologi informasi ke dalam kinerja pemerintah, namun sejauh mana hasil yang akan diperoleh hal ini akan diperoleh dari sejauh mana pemerintah dan pihak-pihakterkait dalam memberikan informasi secara luas dan terbuka.

Syarat utama berhasil tidaknya membangun CIC ini terletak pada kemampuan pemerintah mengintegrasikan secara lintas sektoral keseluruhan produk-produk e-Government yang ditawarkan oleh berbagai institusi pemerintahan terkait. Dengan kata lain, diperlukan sebuah sistem backoffice yang sangat kuat untuk menunjang fungsi CIC agar dapat efektif dan efisien. Sistem back-office ini bertugas untuk mengintegrasikan seluruh data, aplikasi, dan teknologi yang terdapat di sejumlah institusi pemerintahan ke dalam sebuah sistem informasi pendukung CIC. Untuk keperluan tersebut, telah banyak jenis konsep aplikasi yang ditawarkan, seperti misalnya: Enterprise Resource Planning (ERP), Supply Chain Management, e-Procurement, Extranet, dan lain sebagainya. Tanpa adanya sebuah sistem yang terintegrasi, akan mustahil sebuah CIC dapat berfungsi secara efektif melayani masyarakat.